Selasa, 29 Oktober 2013

tiga puluh (lagi)

Kamu yang selalu membuat jengkel
Kamu yang selalu membuat cengeng
Kamu yang selalu membuat menunggu
Tapi kamu selalu dirindukan

Cerita bersamamu akan terus hidup
Sampai saat ini aku masih mampu bertahan untuk menulisnya
Menulis cerita kita walaupun tak indah, tak pernah
Namun aku dapat menulis (lagi) karenamu

Kini saat melewati angka yang sama namun dengan cerita yang beda
Kadang aku kembali bermimpi memiliki cerita yang sama
Memiliki harapan itu kembali bersama cerita yang sama
Atau terkadang menginginkan rasa yang sama

Tapi kamu, selalu menghadirkan warna yang berbeda
Warna yang tak pernah terlihat sebelumnya
Yang terkadang gelap namun menjadi keabuabuan
Tidak pernah terang ataupun memutih
Namun, itulah kamu. Cerita baruku di angka yang berbeda ini
-selamat angka spesial , semoga tidak ada kegagalan (lagi) nanti-

301013 00:53 

Rabu, 23 Oktober 2013

penyemangat baru :D


ay.by

Sampai saat ini aku masih bertanya dalam hati yang paling dalam .
Aku itu membutuhkan atau sebenarnya tulus .
Aku masih belum bias menahan amarah saat aku merasa tidak suka
Aku masih bergelut dengan keegoisanku saat aku merasa benci pada apapun yang kamu lakukan
Aku masih merasa ada yang lebih sempurna daripada kamu

Kamu tau ?
Memaksakan hal yang sebenarnya tidak bias itu sulit
Memenuhi keinginan yang dulu dengan impian yang sekarang juga tidak mudah
Aku belum yakin

Mungkin aku yang salah ,
Memaksakan keadaan yang tidak indah menjadi indah
Hanya karena berharap masih ada keajaiban saat kamu mengubahnya
Sayangnya aku salah
Semakin lama aku merasa seperti pembohong yang menjalani cerita yang kutulis
Bukan menjadi pelaku dan penulis cerita

Selasa, 22 Oktober 2013

merindu :')

Setiap manusia itu punya kisah yang berbeda tentang hidupnya .  Aku punya cerita yang mungkin dialami oleh semua anak yang tak mempunyai keutuhan keluarga. Cerita hidup seperti dongeng , selalu diawali dengan kebahagian yang membuat aku terlena namun lama kelamaan akan hilang dan semakin pudar.
Sore ini saat aku bersujud padaMu tuhan ,  Orang yang palingku sayangi melintas di otakku , membuatku kaku. Membuat airmata terjun bebas tanpa control. Yah.. papa , Masih ingatkah beberapa saat yang lalu , saat engkau dan aku berjalan di sekitar rumah. Menuju rumah saudara kesayanganmu . Waktu yang sangat berharga .
Kau mengikuti langkahku untuk meloncat , meloncati oarit yang tak kurang dari 2 meter itu lebarnya. Namun, sarung yang ku gunakan saat ini membuatmu basah dan duduk seperti anak kecil di dalam parit itu.
Tuhan…
Aku merindukannya, Mulutku kaku , tak mampu melanjutkan membaca firman-firmanmu ini
Aku sangat merindukannya , Semakin menutup mata , Semakin nyata bayangannya
Aku hanya tertawa saat itu , sambil menjulurkan tangan kecil ini untuk mengangkatmu . Mengangkatmu berdiri tegak . Namun tak dapat kulakukan lagi 3 tahun terakhir ini
Waktu berputarnya cepat , sangat cepat. Bahkan aku lupa bagaimana kejadian itu terjadi ataupun untuk mengingatnya . Sore ini , apakah engkau merindukanku ? hingga kau hadir di sela doaku . Semoga aku bias menjadi putri yang dapat membantumu di dunia kekal kelak . Aku hanya ingin memelukmu erat, erat hingga tak terpisah seperti ini
Taukah? Wanita yang paling menyayangimu kini sedang menuju kota lahirku . Sendiri .. seharusnya bersamamu papa. Wanita itu terlalu tegar , lebih tegar daripada aku. Menghabiskan waktunya sendiri dan aku di sini. Aku hanya menghubunginya saat aku perlu dan butuh . Jauh dari lubuk hati kecilku , aku ingin menghubunginya setiap waktu . Membagi cerita harian yang selalu kutulis di sini . Tapi aku yakin , ceritaku hanya membuat beban baginya . Aku hanyalah putri cengeng yang selalu menyusahkan
Sore ini aku hanya ingin sedikit bercerita padamu. Beberapa hari yang lalu , kita menjadi keluarga kecil yang bahagia. Aku , mama dan papa .. Kalian berdua begitu mesra . Seperti pasangan yang baru menikah , tapi aku berada diantara kalian . Kalian menyelipkan sebuah bungkusan indah yang berisi roti 
Aku merindukan keadaan nyata yang seperti itu , Aku butuh kalian berdua , utuh  tanpa kurang satupun